Menebar Sukses dari Lahan Tandus
03 September 2021
Diposting oleh : Admin

BUKAN hal aneh jika sarjana pertanian di negeri ini banyak yang banting setir memilih pekerjaan kantoran. Selain kurang menggiurkan dari segi pendapatan, bekerja di sektor pertanian juga harus siap dengan kerasnya tantangan alam terlebih di wilayah dengan curah hujan rendah.

Namun, semua itu tidak menyurutkan tekad Gestianus Sino untuk bekerja di sektor pertanian begitu menyandang sarjana di bidang tersebut. Bahkan ketika keluarga juga kurang mendukung, pria asal Detukopi, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini tetap kukuh membangun usaha pertanian di lahan berbatu yang ia miliki.

“Pekerjaan masyarakat di sana memang bertani. Mungkin yang pertama, bertani itu menyangkut hidup orang banyak,” ujar pria yang akrab disapa Gesti itu saat menjadi bintang tamu Kick Andy episode Jembatan Langit yang tayang malam ini di Metro TV.

Gesti menjelaskan di lahan 1,2 hektare yang ia beli itu hampir 90%-nya berpermukaan batu karang. Langsung menanami lahan tentu saja tidak dapat dilakukan. Gesti yang gemar bertani sejak kecil kemudian mencungkil batu-batu karang itu.

Jelas bukan pekerjaan mudah bahkan awalnya terlihat sia-sia. Meski sampai disebut 'gila', Gesti tidak pantang menyerah. Setelah dua tahun lamanya, akhirnya ia merasa proses pemindahan batu karang tersebut telah cukup.

Namun, ujiannya belum selesai sampai di situ. Gesti masih harus membeli air selama dua tahun berikutnya. Usahanya baru mulai tercerahkan setelah ia bisa mendapatkan dana pinjaman koperasi untuk membuat sumur bor dengan kedalaman 92 meter pada 2015.

Setelah pasokan air jauh lebih terjamin, ia bisa memilih menjalankan sistem pertanian organik terintegrasi dengan komoditas pepaya California dan kangkung. “Pilihan ini lantaran jenis pepaya tersebut masih langka. Lalu kita integrasikan dengan tanaman kangkung," ujar pria berusia 38 tahun itu.

Pepaya yang ditanam di bagian lahan seluas 100 meter itu terbukti subur. Begitu juga dengan tanaman lainnya. Pasokan air yang berlimpah juga membuatnya bisa mengintegrasikan pertanian dengan budi daya ikan.

“Bagaimana cara untuk menghabiskan air, kemudian kita membuat ternak ikan. Saat itu kita memikirkan bagaimana cara menghabiskan air,” kata anak kedua dari enam bersaudara ini.

Menyebarkan kesuksesan Tidak ingin sukses sendiri, Gesti kemudian menyebarkan ke ber hasilannya ke warga lainnya. Ia mengajarkan warga sekitar, khusunya para pemuda, untuk mau bercocok tanam.

“Sebelum saya mengajarkan kepada yang muda-muda, saya harus menjadikan diri saya contoh dulu,” ujarnya. Kemudian Gesti juga banyak bermitra dengan kelompok tani lainnya dengan cara mendukung pemasaran mereka.

Gesti mendirikan GS Organik sebagai wadah pertanian organik dan ia menyediakan jasa konsultan pertanian dan membuka pelatihan pertanian. Sebelum adanya pandemi, Gesti memasarkan produk pertaniannya ke beberapa restoran dan hotel di Kupang.

Di masa pandemi, ia mampu membuat usahanya tetap berkibar. GS Organik memiliki platform website https://gsorganik.id yang memudahkan konsumen berbelanja daring. Selain itu, pemasarannya juga dilakukan melalui media sosial. Kementerian Desa dan Bakti Kominfo pada 2020 juga membantunya membuat toko daring melalui Bumdes Mart.

Pria yang didapuk sebagai Duta Petani Milenial Nasional 2020 itu berharap semakin banyak orang tertarik untuk terjun ke pertanian. Dengan ketekunan, bahkan lahan tandus pun dapat diolah menjadi lahan subur. Lewat pertanian pula banyak hajat hidup orang dapat terangkat. (M-1)

Sumber: https://mediaindonesia.com/weekend/428751/menebar-sukses-dari-lahan-tandus